Artikel

Perancangan Kuesioner (Quetioner Design) Untuk Penelitian Karya Tulis Ilmiah

Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka/tertutup), pedoman wawancara, camera photo, dan lainnya.

Salah satu instrumen pengumpul data yang sering digunakan dalam sebuah penelitian adalah kuesioner. Pada umumnya suatu kuesioner berisi sekumpulan pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standard sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan terhadap setiap responden. Sistematis dimaksudkan bahwa item-item pertanyaan disusun menurut logika (logical sequence) yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Sedangkan standard diartikan bahwa setiap item pertanyaan mempunyai pengertian yang sama.

  1. Perencanaan Kuesioner

Dalam penyusunan kuesioner, daftar pertanyaan perlu dikembangkan dengan teliti dan dicoba sebelum benar-benar diterapkan. Oleh sebab itu dalam mempersiapkan suatu kuesioner perlu memperhatikan jenis pertanyaan, bentuk pertanyaan, pemilihan kata-kata dan juga urutannya. Kesalahan yang sering terjadi adalah pada jenis pertanyaan yang tidak bisa dijawab, atau tidak perlu dijawab, dan malahan tidak mencantumkan pertanyaan yang seharusnya dijawab. Hendaknya setiap pertanyaan diperiksa sehingga bisa dilihat apakah menunjang tujuan penelitian.
Usaha untuk membuat kusioner suatu penelitian yang baik diarahkan pada dua tujuan utama yaitu:

  • Memperoleh data yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian
  • Mengumpulkan informasi dengan kecermatan dan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk memenuhi tujuan pertama rancangan kuesioner harus betul-betul sesuai dengan lingkup topik yang diselidiki. Informasi yang dikumpulkan harus berupa fakta dan bersifat objektif, sesuai dengan tujuan survei. Selain itu pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya ditujukan kepada responden yang diketahui berhak dan mampu menjawabnya. Sedangkan tujuan kedua, untuk tingkat ketelitian informasi yang dikumpulkan dapat diperoleh apabila kuesioner disusun secara sederhana, mudah dimengerti serta adanya keseragaman peristiwa dan petunjuk pengisiannya.

Meskipun bukan merupakan satu-satunya alat pengumpulan data, tetapi kuesioner adalah alat yang efektif untuk berbagai macam cara pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan maupun mailing system. Keuntungan penggunaan kuesioner dalam suatu survei dibandingkan dengan alat yang lain adalah dapat diperolehnya data standar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk keperluan analisis yang menyeluruh tentang karakteristik populasi yang diselidiki.

    2.  Bentuk Pertanyaan

Bentuk pertanyaan dibedakan atas pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Perbedaan antara pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup terletak pada tingkat kebebasan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden memberikan jawaban yang dikehendakinya dengan kata-kata yang dipilihnya sendiri. Sedangkan pertanyaan tertutup membatasi jawaban responden dengan keharusan diantara jawaban-jawaban yang sudah tercantum dalam kusioner.

  • Pertanyaan Tertutup

Ada dua macam bentuk sederhana dari pertanyaan tertutup, yaitu pilihan dwicabang dan pilihan ganda

  1. Pertanyaan Pilihan dwicabang (Dichotomy)

Dalam pertanyaan pilihan dwicabang, suatu pertanyaan telah diberikan dua alternatif jawaban

Contoh 1 : 

Apakah dalam satu tahun terakhir bapak/ibu mendapatkan pelatihan?
Ya            Tidak
Dari contoh diatas hanya diberikan dua alternatif jawaban ya dan tidak.

Contoh 2:

Dimanakah bapak/ibu bertugas?
 Di Kecamatan Tempat Tinggal   Di Luar Kecamatan Tempat Tinggal

 

    2.  Pertanyaan Pilihan Ganda

Pada pertanyaan pilihan ganda, dalam satu pertanyaan diberikan lebih dari dua alternatif jawaban, seperti pada contoh berikut:

contoh 3 : 

Apakah pekerjaan istri/suami bapak/ibu?

 1. Tidak Bekerja        5. Nelayan
 2. Wiraswasta           6. PNS/TNI/BUMN
 3. Karyawan Swasta  7. Pedagang
 4. Petani                   8. Lainnya

 

Syarat yang harus dipenuhi pada pertanyaan pilihan dwicabang  dan ganda adalah apabila dikehendaki pembedaan yang tegas antara dua atau lebih alternatif jawaban, maka jelas harus dipakai pertanyaan pilihan dwicabang atau pilihan ganda. Sebagai dasar analisis dari kedua cara ini adalah penghitungan frekuensi untuk setiap jawaban.

Para peneliti seringkali memulai penyelidikannya dengan dugaan bahwa suatu pilihan jawaban tertentu lebih disukai responden daripada pilihan jawaban yang lain. Dari penghitungan frekuensi dapat pula diuji apakah proporsi dari pilihan-pilihan jawaban sejalan dengan harapan atau dugaan peneliti sebelumnya.

Anggapan-anggapan yang dipakai bagi syarat sahnya data yang diperoleh dari pertanyaan pilihan dwicabang atau pilihan ganda adalah bahwa pilihan-pilihan jawaban yang diberikan dalam daftar pertanyaan harus saling asing (mutually exclusive) dan lengkap.

Saling asing artinya responden harus memilih satu dan hanya satu dari pilihan yang diberikan, sedangkan lengkap artinya pilihan-pilihan jawaban yang diberikan harus lengkap meliputi semua kemungkinan jawaban yang ada.

Perhatikan Contoh berikut ini :
contoh 4 :

Termasuk kategori yang mana umur bapak/ibu (dalam tahun)?
 1. 20-30                  3. 40-50
 2. 30-40                  4. 50-60

Kategori umur pada teladan di atas selain tidak saling asing (adanya batas kelas yang berulang) tetapi juga tidak lengkap tidak ada perincian bagi mereka yang berumur di bawah 20 tahun. Penggolongan umur di atas dapat dirubah menjadi:
 1. Kurang dari 20       4. 40 - 49
 2. 20 - 29                  5. >=50
 3. 30 - 39                

 

  • Pertanyaan Terbuka

Bentuk pertanyaan terbuka umumnya dapat dibagi menjadi empat yaitu:

  1. Pertanyaan pendahuluan
    Contoh 5: Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pelayanan diklat terakhir yang bapak/ibu ikuti?
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  2. Permintaan saran
    Contoh 6: Menurut bapak/ibu apakah yang seharusnya dilakukan oleh pendidik agar penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat dilakukan secara efektif dan efisien?
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  3. Petunjuk untuk membuka daya ingat responden
    Contoh 7: Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang penilaian autentik?
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  4. Pertanyaan yang bersifat menyelidik
    Contoh 8: Selain gaji tetap per bulan, adakah penghasilan lain diluar gaji?
    Sebutkan!

    Pertanyaan terbuka mempunyai kelebihan sebagai berikut:

 

  1. Memungkinkan diperolehnya jawaban yang spontan dan bebas. Dalam menjawab pertanyaan ini responden dapat mengikuti jalan pikirannya sendiri dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
  2. Bermanfaat untuk menjajaki jawaban responden terutama yang menyangkut segi kualitatif (pendapat, sikap, dan aspirasi responden)
  3. Untuk segi kuantitatif jenis pertanyaan ini juga bermanfaat untuk memperoleh rentang nilai yang diperlukan seperti: biaya sewa rumah, pendapatan, dan lain-lain.
  4. Memberikan pemanasan (warming up) terutama apabila topik penelitian merupakan hal yang baru bagi responden dan mereka hampir tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang bahan penelitian. Dalam hal yang demikian pertanyaan tertutup akan memberikan hasil yang menyesatkan.

Disamping memiliki kelebihan-kelebihan, jenis pertanyaan terbuka juga memiliki kekurangan antara lain:

  1. Bentuk pertanyaan terbuka biasanya memakan waktu lebih lama pada saat pencacahannya/pengisiannya.
  2. Untuk keperluan analisis perlu dilakukan pengelompokan terhadap jawaban-jawaban responden. Hal ini kadang-kadang sulit dilakukan apabila variasi jawaban responden sangat besar.
  3. Cenderung menimbulkan bias yang bersumber dari responden akibat salah tafsir dari salah satu pihak. Atau bias dalam pengolahan data yang disebabkan oleh pemberian bobot yang tidak sesuai untuk jawaban pada waktu pengelompokan.

 

  3. Kalimat Pertanyaan

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun kalimat pertanyaan antara lain:

  1. Pertanyaan mudah dimengerti baik oleh responden maupun pencacah
  2. Setiap pertanyaan mempunyai satu arti yang tepat/unik. Tidak ada arti lain bagi pertanyaan tersebut yang mengakibatkan pengertiannya menjadi kabur.
  3. Susunan pertanyaan secara keseluruhan mengikuti jalan pikiran yang urut dan lengkap.
  4. Mudah dalam pengelolaan datanya.
  5. Setiap pertanyaan harus bermanfaat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

Dalam pemilihan kata, bahasa yang dipakai dalam pertanyaan harus sederhana, mudah dimengerti dan kalimatnya tidak terlalu panjang. Dalam hal ini harus diperhatikan kata-kata yang mempunyai pengertian sehari-hari di masyarakat.

Contoh 9: Berapa pendapatan saudara?

Kata-kata saudara disini ditunjukkan kepada responden, pribadi atau keluarganya? Kapan saat yang dimaksud? Seminggu yang lalu, sebulan yang lalu atau setahun sebelum penelitian. Kemudian apa yang dimkasud dengan "pendapatan" di samping gaji, atau upah; apakah penghasilan dari sumber lain seperti sewa rumah, atau laba jual mobil termasuk pengertian pendapatan ini?

Dalam menyusun kalimat pertanyaan pada daftar pertanyaan harus dihindari dua pertanyaan atau lebih dalam satu kalimat. Pertanyaan semacam ini akan membingungkan responden. Responden menjadi bingung untuk menjawab jenis pertanyaan tersebut.

 

   4. Susunan Item Dalam Daftar Pertanyaan.

Tujuan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan harus disusun menurut urutan yang logis/masuk akalagar tidak akan berpengaruh buruk bagi mutu data yang dihasilkan. Pertanyaan hendaknya dirancang untuk membangkitkan minat responden menjawab pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang loncat dari hal yang satu ke hal yang lain yang tidak bersangkutan membuat bingung dan bosan. Urutan pertanyaan harus jelas dan mudah pengisiannya, instruksinya pun harus jelas, kapan dan bagaimana mengalihkan pertanyaan yang satu ke pertanyaan yang lain. Kepentingan utama peneliti adalah diperohnya data yang bermutu tinggi, oleh karena itu urutan pertanyaan seharusnya tidak menimbulkan bias. 

 

  5.  Penyajian Kuesioner

Hal- hal yang dijadikan pertimbangan tata letak daftar pertanyaan adalah penampilan. Penampilan yang ditunjukkan pada bagian luar daftar pertanyaan mempengaruhi sikap responden terhadap minat untuk wawancara. Kesan pertama yang diakibatkan oleh bentuk daftar pertanyaan yang tidak rapi dan kotor menyebabkan responden enggan untuk diwawancarai. Tata letak daftar pertanyaan juga harus memudahkan proses pengolahan data. Hal ini sangat melelahkan untuk mencari isian daftar pertanyaan yang tidak teratur letaknya untuk dipindahkan ke lembar kerja dalam pengolahan manual. Selain tata letak, petunjuk pengisian juga sangat penting. Untuk memudahkan pengisian, setiap item pertanyaan diberi nomor urut. Petunjuk diberikan langsung pada item pertanyaan yang bersangkutan atau di halaman depan. Petunjuk berisikan konsep dan definisi serta cara pengisian. Kertas yang dipakai sebaiknya yang bermutu baik, tidak terlalu tipis atau terlalu tebal. Dapat pula digunakan warna kertas yang berlainan untuk masing-masing kelompok pertanyaan. Nomor dan huruf cetakan harus rapi dan mudah dibaca.

 

  6.  Uji Coba

Satu hal yang penting adalah uji coba kuesioner, yaitu mencoba item-item pertanyaan yang telah dirancang dalam keadaan yang sebenarnya. Apakah bahasanya bisa dimengerti, tidak terlalu panjang, dan susunan item sudah efisien. Hasil uji coba ini dapat dipakai untuk memperbaiki istilah, kalimat maupun susunan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

 

Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Diklat Teknis Manajemen Pendataan, Jakarta, 2015.

 

Ainun Farida (WI LPMP SulSel)